Sejarah Singkat Pengkhianatan G 30 S-PKI - Cara Ternak Entok, Itik, Bebek, Ayam Disertai Tips Pakan Ampas Tahu
Blogger Jateng

Sejarah Singkat Pengkhianatan G 30 S-PKI



INFO TERKINI - Tgl 31 Oktober;1948 : Muso di Eksekusi di Desa Niten Kecamatan Sumorejo Kabupaten Ponorogo. Sedang MH.Lukman dan Nyoto pergi ke Pengasingan di Republik Rakyat China (RRC).


Akhir November 1948 : Seluruh Pimpinan PKI Muso berhasil di Bunuh
atau di Tangkap, dan Seluruh Daerah yg semula di Kuasai PKI berhasil
direbut, antara lain : Ponorogo, Magetan, Pacitan, Purwodadi, Cepu,
Blora, Pati, Kudus, dan lain’y.





Tgl 19 Desember 1948 : Agresi Militer Belanda kedua ke Yogyakarta.


Tahun 1949 : PKI tetap Tidak Dilarang, sehingga tahun 1949 dilakukan
Rekontruksi PKI dan tetap tumbuh berkembang hingga tahun 1965.


 


Awal Januari 1950 : Pemerintah RI dgn disaksikan puluhan ribu
masyarakat yg datang dari berbagai daerah seperti Magetan, Madiun,
Ngawi, Ponorogo dan Trenggalek, melakukan Pembongkaran 7 (Tujuh) Sumur
Neraka PKI dan mengidentifikasi Para Korban. Di Sumur Neraka Soco I
ditemukan 108 Kerangka Mayat yg 68 dikenali dan 40 tidak dikenali,
sedang di Sumur Neraka Soco II ditemukan 21 Kerangka Mayat yg semua’y
berhasil diidentifikasi. Para Korban berasal dari berbagai Kalangan
Ulama dan Umara serta Tokoh Masyarakat.


Tahun 1950 : PKI memulai kembali kegiatan penerbitan Harian Rakyat dan Bintang Merah.





Tgl 6 Agustus 1951 :

Gerombolan Eteh dari PKI menyerbu Asrama Brimob di Tanjung Priok dan merampas semua Senjata Api yg ada.





Tahun 1951 : Dipa Nusantara Aidit memimpin PKI sebagai Partai
Nasionalis yg sepenuh’y mendukung Presiden Soekarno sehingga disukai
Soekarno, lalu Lukman dan Nyoto pun kembali dari pengasingan untuk
membantu DN Aidit membangun kembali PKI.


Tahun 1955 : PKI ikut Pemilu Pertama di Indonesia dan berhasil masuk empat Besar setelah MASYUMI, PNI dan NU.





Tgl 8-11 September 1957 : Kongres Alim Ulama Seluruh Indonesia di
Palembang–Sumatera Selatan Mengharamkan Ideologi Komunis dan mendesak
Presiden Soekarno untuk mengeluarkan Dekrit Pelarangan PKI dan semua
Mantel organisasi’y, tapi ditolak oleh Soekarno.


Tahun 1958 : Kedekatan Soekarno dgn PKI mendorong Kelompok Anti PKI
di Sumatera dan Sulawesi melakukan koreksi hingga melakukan
Pemberontakan terhadap Soekarno. Saat itu MASYUMI dituduh terlibat,
karena Masyumi merupakan MUSUH BESAR PKI.





Tgl 15 Februari 1958 :

Para pemberontak di Sumatera dan Sulawesi Mendeklarasikan Pemerintah
Revolusioner Republik Indonesia (PRRI), namun Pemberontak kan ini
berhasil dikalahkan dan dipadamkan.





Tanggal 11 Juli 1958 : DN Aidit dan Rewang mewakili PKI ikut Kongres Partai Persatuan Sosialis Jerman di Berlin.


Bulan Agustus 1959 : TNI berusaha menggagalkan Kongres PKI, namun
Kongres tersebut tetap berjalan karena ditangani sendiri oleh Presiden
Soekarno.





Tahun 1960 : Soekarno meluncurkan Slogan NASAKOM (Nasional, Agama dan
Komunis) yg didukung penuh oleh PNI, NU dan PKI. Dgn demikian PKI
kembali terlembagakan sebagai bagian dari Pemerintahan RI.





Tgl 17 Agustus 1960 : Atas Desakan dan Tekanan PKI terbit Keputusan
Presiden RI No.200 Th.1960 tertanggal 17 Agustus 1960 tentang
“PEMBUBARAN MASYUMI (Majelis Syura Muslimin Indonesia)” dgn dalih
tuduhan keterlibatan Masyumi dalam Pemberotakan PRRI, padahal hanya
karena ANTI NASAKOM.





Medio Tahun 1960 : Departemen Luar Negeri AS melaporkan bahwa PKI semakin kuat dgn keanggotaan mencapai 2 Juta orang.


Bulan Maret 1962 : PKI resmi masuk dalam Pemerintahan Soekarno, DN
Aidit dan Nyoto diangkat oleh Soekarno sebagai Menteri Penasehat.


Bulan April 1962 : Kongres PKI.





Tahun 1963 : PKI Memprovokasi Presiden Soekarno untuk Konfrontasi dgn
Malaysia, dan mengusulkan dibentuk’y Angkatan Kelima yg terdiri dari
BURUH dan TANI untuk dipersenjatai dengan dalih ”Mempersenjatai Rakyat
untuk Bela Negara” melawan Malaysia.


Tgl 10 Juli 1963 : Atas Desakan dan Tekanan PKI terbit Keputusan
Presiden RI No.139 th.1963 tertanggal 10 Juli 1963 tentang PEMBUBARAN
GPII (Gerakan Pemuda Islam Indonesia), lagi-lagi hanya karena ANTI
NASAKOM.





Tahun 1963 : Atas Desakan dan Tekanan PKI terjadi Penangkapan
Tokoh-Tokoh Masyumi dan GPII serta Ulama Anti PKI, antara lain : KH.Buya
Hamka, KH.Yunan Helmi Nasution, KH.Isa Anshari, KH.Mukhtar Ghazali,
KH.EZ.Muttaqien, KH.Soleh Iskandar, KH.Ghazali Sahlan dan KH.Dalari
Umar.


Bulan Desember 1964 :

Chaerul Saleh Pimpinan Partai MURBA (Musyawarah Rakyat Banyak) yg
didirikan oleh mantan Pimpinan PKI, Tan Malaka, menyatakan bahwa PKI
sedang menyiapkan KUDETA.





Tgl 6 Januari 1965 : Atas Desakan dan Tekanan PKI terbit Surat
Keputusan Presiden RI No.1/KOTI/1965 tertanggal 6 Januari 1965 tentang
PEMBEKUAN PARTAI MURBA, dengan dalih telah Memfitnah PKI.





Tgl 13 Januari 1965 : Dua Sayap PKI yaitu PR (Pemuda Rakyat) dan BTI
(Barisan Tani Indonesia) Menyerang dan Menyiksa Peserta Training PII
(Pelajar Islam Indonesia) di Desa Kanigoro Kecamatan Kras Kabupaten
Kediri, sekaligus melecehkan Pelajar Wanita’y, dan jg merampas sejumlah
Mushaf Al-Qur’an dan merobek serta menginjak-injak’y.


Awal Tahun 1965 : PKI dgn 3 Juta Anggota menjadi Partai Komunis
terkuat di luar Uni Soviet dan RRT. PKI memiliki banyak Ormas, antara
lain : SOBSI (Serikat Organisasi Buruh Seluruh Indonesia), Pemuda
Rakjat, Gerwani, BTI (Barisan Tani Indonesia), LEKRA (Lembaga Kebudayaan
Rakjat) dan HSI (Himpunan Sardjana Indonesia).





Tgl 14 Mei 1965 : Tiga Sayap Organisasi PKI yaitu PR, BTI dan GERWANI
merebut Perkebunan Negara di Bandar Betsi, Pematang Siantar, Sumatera
Utara, dgn Menangkap dan Menyiksa serta Membunuh Pelda Soedjono penjaga
PPN (Perusahaan Perkebunan Negara) Karet IX Bandar Betsi.


Bulan Juli 1965 : PKI menggelar Pelatihan Militer untuk 2000
anggota’y di Pangkalan Udara Halim dgn dalih ”Mempersenjatai Rakyat
untuk Bela Negara”.





Tgl 21 September 1965 : Atas desakan dan tekanan PKI terbit Keputusan
Presiden RI No.291 th.1965 tertanggal 21 September 1965 tentang
PEMBUBARAN PARTAI MURBA, karena sangat memusuhi PKI.





Tgl 30 September 1965 Pagi : Ormas PKI Pemuda Rakjat dan Gerwani menggelar Demo Besar di Jakarta.





Tgl 30 September 1965 Malam : Terjadi Gerakan G30S/PKI atau disebut
jg GESTAPU (Gerakan September Tiga Puluh) : PKI Menculik dan Membunuh 6
(enam) Jenderal Senior TNI AD di Jakarta dan membuang mayat’y ke dalam
sumur di LUBANG BUAYA Halim, mereka adalah : Jenderal Ahmad Yani, Letjen
R.Suprapto, Letjen MT.Haryono, Letjen S.Parman, Mayjen Panjaitan dan
Mayjen Sutoyo Siswomiharjo. PKI jg menculik dan membunuh Kapten Pierre
Tendean karena dikira Jenderal Abdul Haris Nasution. PKI pun membunuh
AIP KS Tubun seorang Ajun Inspektur Polisi yg sedang bertugas menjaga
Rumah Kediaman Wakil PM Dr.J.Leimena yg bersebelahan dgn Rumah Jenderal
AH.Nasution. PKI jg menembak Putri Bungsu Jenderal AH.Nasution yg baru
berusia 5 (lima) tahun, Ade Irma Suryani Nasution, yg berusaha menjadi
Perisai Ayahanda’y dari tembakan PKI, kemudian ia terluka tembak dan
akhir’y wafat pd tanggal 6 Oktober 1965.


 G30S/PKI dipimpin oleh Letnan Kolonel Untung yang membentuk tiga
kelompok gugus tugas penculikan, yaitu : Pasukan Pasopati dipimpin Lettu
Dul Arief, dan Pasukan Pringgondani dipimpin Mayor Udara Sujono, serta
Pasukan Bima Sakti dipimpin Kapten Suradi. Selain Letkol Untung dan
kawan-kawan, PKI didukung oleh sejumlah Perwira ABRI (TNI/Polri) dari
berbagai Angkatan, antara lain : Angkatan Darat : Mayjen TNI Pranoto
Reksosamudro, Brigjen TNI Soepardjo dan Kolonel Infantri A. Latief.
Angkatan Laut : Mayor KKO Pramuko Sudarno, Letkol Laut Ranu Sunardi dan
Komodor Laut Soenardi. Angkatan Udara : Men/Pangau Laksda Udara Omar
Dhani, Letkol Udara Heru Atmodjo dan Mayor Udara Sujono. Kepolisian :
Brigjen Pol. Soetarto, Kombes Pol. Imam Supoyo dan AKBP Anwas
Tanuamidjaja.





Tgl 1 Oktober 1965 : PKI di Yogyakarta jg Membunuh Brigjen Katamso
Darmokusumo dan Kolonel Sugiono. Lalu di Jakarta PKI mengumumkan
terbentuk’y DEWAN REVOLUSI baru yg telah mengambil Alih Kekuasaan.





Tgl 2 Oktober 1965 : Letjen TNI Soeharto mengambil alih Kepemimpinan
TNI dan menyatakan Kudeta PKI gagal dan mengirim TNI AD menyerbu dan
merebut Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma dari PKI.


Tgl 6 Oktober 1965 : Soekarno menggelar Pertemuan Kabinet dan Menteri
PKI ikut hadir serta berusaha Melegalkan G30S, tapi ditolak, bahkan
Terbit Resolusi Kecaman terhadap G30S, lalu usai rapat Nyoto pun
langsung ditangkap.


Tgl 13 Oktober 1965 : Ormas Anshar NU gelar Aksi unjuk rasa Anti PKI di Seluruh Jawa.


Tgl 18 Oktober 1965 : PKI menyamar sebagai Anshar Desa Karangasem
(kini Desa Yosomulyo) Kecamatan Gambiran, lalu mengundang Anshar
Kecamatan Muncar untuk Pengajian. Saat Pemuda Anshar Muncar datang,
mereka disambut oleh Gerwani yg menyamar sebagai Fatayat NU, lalu mereka
diracuni, setelah Keracunan mereka di Bantai oleh PKI dan Jenazah’y
dibuang ke Lubang Buaya di Dusun Cemetuk Desa/Kecamatan Cluring
Kabupaten Banyuwangi. Sebanyak 62 (enam puluh dua) orang Pemuda Anshar
yg dibantai, dan ad beberapa pemuda yg selamat dan melarikan diri,
sehingga menjadi Saksi Mata peristiwa. Peristiwa Tragis itu disebut
Tragedi Cemetuk, dan kini oleh masyarakat secara swadaya dibangun
Monumen Pancasila Jaya.


Tgl 19 Oktober 1965 : Anshar NU dan PKI mulai bentrok di berbagai daerah di Jawa.


Tgl 11 November 1965 : PNI dan PKI bentrok di Bali.


Tgl 22 November 1965 : DN Aidit ditangkap dan diadili serta di Hukum Mati.


Bulan Desember 1965 : Aceh dinyatakan telah bersih dari PKI.


Tgl 11 Maret 1966 : Terbit Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar)
dari Presiden Soekarno yg memberi wewenang penuh kepada Letjen TNI
Soeharto untuk mengambil langkah Pengamanan Negara RI.


Tgl 12 Maret 1965 : Soeharto melarang secara resmi PKI. Bulan April 1965 : Soeharto melarang Serikat Buruh Pro PKI yaitu SOBSI.


Tgl 13 Februari 1966 : Bung Karno masih tetap membela PKI, bahkan
secara terbuka di dalam pidato’y di muka Front Nasional di Senayan
mengatakan : ”Di Indonesia ini tdk ada partai yg Pengorbanan’y terhadap
Nusa dan Bangsa sebesar PKI…”


Tgl 5 Juli 1966 : Terbit TAP MPRS No.XXV Tahun 1966 yang
ditanda-tangani Ketua MPRS–RI Jenderal TNI AH.Nasution tentang
Pembubaran PKI dan Pelarangan penyebaran Paham Komunisme, Marxisme dan
Leninisme.


Bulan Desember 1966 : Sudisman mencoba menggantikan Aidit dan Nyoto
untuk membangun kembali PKI, tapi ditangkap dan dijatuhi Hukuman Mati pd
tahun 1967.


Tahun 1967 : Sejumlah kader PKI seperti Rewang, Oloan Hutapea dan
Ruslan Widjajasastra, bersembunyi di wilayah terpencil di Blitar Selatan
bersama Kaum Tani PKI.


Bulan Maret 1968 : Kaum Tani PKI di Blitar Selatan menyerang para
Pemimpin dan Kader NU, sehingga 60 (enam puluh) Orang NU tewas dibunuh.


Pertengahan 1968 : TNI menyerang Blitar Selatan dan menghancurkan
persembunyian terakhir PKI. Dari tahun 1968 s/d 1998 Sepanjang Orde Baru
secara resmi PKI dan seluruh mantel organisasi’y dilarang di Seluruh
Indonesia dgn dasar TAP MPRS No.XXV Tahun 1966. Dari tahun 1998 s/d 2015
Pasca Reformasi 1998 Pimpinan dan Anggota PKI yg dibebaskan dari
Penjara, beserta keluarga dan simpatisan’y yg masih mengusung IDEOLOGI
KOMUNIS, justru menjadi pihak paling diuntungkan, sehingga kini mereka
meraja-lela melakukan aneka gerakan pemutar balikkan Fakta Sejarah dan
memposisikan PKI sebagai PAHLAWAN Pejuang Kemerdekaan RI. Sejarah
Kekejaman PKI yg sangat panjang, dan jgn biarkan mereka menambah lg
daftar kekejaman’y di negeri tercinta ini..


Sumber : sejarah.com

Posting Komentar untuk "Sejarah Singkat Pengkhianatan G 30 S-PKI"